Pada senin pagi tanggal 2 juni 2014 ratusan warga desa Nangsri,
Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar turun ke jalan menggelar
demo. Aksi demo ini warga lakukan karena menuntut perbaikan jalan yang menghubungkan
kecamatan Tasikmadu dan kecamatan Kebakkramat yang tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah kabupatan karanganyar.
Dengan membawa spanduk dan poster
warga melakukan longmarch dari depan Balai Desa Nangsri hingga
ke titik kerusakan terparah. Bahkan warga juga menanami jalan tersebut
dengan pohon pisang dan beberapa lainnya menebar ikan lele dan belut di jalan yang berlubang.
Mereka kemudian bersama-sama menangkap ikan lele dan belut tersebut.
Aksi ini sempat membuat macet dan arus lalu lintas terpaksa harus
dialihkan ke jalan alternatif. Aparat kepolisian terlihat berjaga
mengamankan arus lalu lintas.
Menurut koordinator aksi, Muhammad Riyadi, aksi tersebut merupakan bentuk akumulasi kejengkelan warga sekitar yang setiap hari menyaksikan kecelakaan akibat terperosok di jalan yang melintas di desa mereka.
“Kami sudah taat bayar pajak, tapi apa yang kami dapatkan? Minta jalan yang bagus saja susahnya minta ampun,” tandasnya.
Pria yang akrab dipanggil Yeri tersebut menambahkan jalan tersebut merupakan jalan kelas tiga yang hanya boleh dilewati kendaraan dengan tonase di bawah 7 ton, tapi setiap hari yang lewat truk-truk besar dengan tonase lebih dari 7 ton bahkan truk tronton dan truk kontainer.
“Rambu sudah ada, tapi mereka nekat lewat. Uang dispensasi jalan masuk kemana? Harusnya bisa untuk perbaikan jalan ini,” tegasnya.
Lebih lanjut Yeri mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali melaporkan kerusakan jalan tersebut ke pemerintah namun hingga saat ini belum ada tindakan yang berarti.
“Ya sudah daripada jalan seperti kebun, kita tanami saja dengan pohon pisang,” katanya.
Menurut koordinator aksi, Muhammad Riyadi, aksi tersebut merupakan bentuk akumulasi kejengkelan warga sekitar yang setiap hari menyaksikan kecelakaan akibat terperosok di jalan yang melintas di desa mereka.
“Kami sudah taat bayar pajak, tapi apa yang kami dapatkan? Minta jalan yang bagus saja susahnya minta ampun,” tandasnya.
Pria yang akrab dipanggil Yeri tersebut menambahkan jalan tersebut merupakan jalan kelas tiga yang hanya boleh dilewati kendaraan dengan tonase di bawah 7 ton, tapi setiap hari yang lewat truk-truk besar dengan tonase lebih dari 7 ton bahkan truk tronton dan truk kontainer.
“Rambu sudah ada, tapi mereka nekat lewat. Uang dispensasi jalan masuk kemana? Harusnya bisa untuk perbaikan jalan ini,” tegasnya.
Lebih lanjut Yeri mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali melaporkan kerusakan jalan tersebut ke pemerintah namun hingga saat ini belum ada tindakan yang berarti.
“Ya sudah daripada jalan seperti kebun, kita tanami saja dengan pohon pisang,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar